Wuihh.....
Jargon-jargon mulai bertebaran, di setiap pelosok jalan sampai gang-gang kecil yang anak kecilnya tengah menjerit-jerit meminta jajan pada ibunya sementara kebingungan mau makan apa dan dari mana hari ini.
Di satu sudut terlihat bendera jargon dengan gambar orang tengah bermanis muka memberi kata “Mohon doa restu untuk membuat perubahan”, tapi kayaknya orang itu sendiri belum berubah hehehe....
Atau slogan di emperan jalan “Mari bangkit untuk berubah”, sementara di bawah spanduk itu terlihat pengemis cacat mengais recehan yang dilempar pengendara mobil.
Wuihh....
Ada apa ini? Kenapa uang untuk membuat dan membayar slogan & jargon itu tak dimaksimalkan untuk membangkitkan yang terpuruk...?
Atau ini harga sebuah demokrasi ?
31 Januari 2009 pukul 13.01
ada lagi yang slogan lebih menarik..
"biarkan kami pemimpin yang menderita..rakyat jangan menderita"
OIA???????
MASA SEH???
Kapan...??
ngomong kok ya ga di pikir..
Posting Komentar
Berkata-kata lah dengan bijak dan membuat arti, jangan takut untuk berdebat. Lebih sempurna jika menggunakan Nama dan URL sobat