Foto By : Wawan Purnama
Duh Gusti Kiamat sughro telah tiba ...
Salut dan bangga dengan para relawan-relawan yang begitu ikhlas datang ke tempat kejadian ,untuk menolong saudaranya .Tanpa relawan-relawan ini ,ntahlah bagaimana nasib para korban ,mungkin banyak jiwa yang tak tertolong .,mereka patut diancungi jempol dan diberi gelar pahlawan Tanpa Tanda Jasa,mereka rela meninggalkan kebahagiaannya,Keluarga ,anak dan istri, demi saudaranya yang tertimpa musibah.Tidak semua orang ikhlas dan rela menjadi relawan mungkin berfikir dua kali untuk pergi menjadi relawan ,karena terbentur dengan segala yang hadir dalam hati Keluarga ,anak ,istri dan pekerjaan, semua itu berat untuk ditinggalkan ,Begitu sulit untuk mencari orang -orang yang ikhlas dizaman yang egois ini...
"Kita doakan saja para relawan itu supaya diberi kesehatan dan kekuatan oleh Gusti Allah!"Gumam Mang endim bijak
"iya benar mang ,tapi masa sih musibah ini tak berhenti-berhenti ya mang ?!"
"Ga' mungkin bisa diberentiin atuh,kecuali umat manusia teh para tobat terus jadi orang yang sholeh ,baru aman dari musibah ,kalo ini mah gimana atuh maksiat tiap detik tiap waktu merajalela, tuh neng Miyabi anu bikin heboh kemaksiatanna, emang sih geuslis bahenol nol hehe ...,pake mau datang sagala ke indonesia tambah -tambah musibah eta mah atuh !"
Keselek deh lagi minum air kelapa yang seger, denger mang endim bilang bahenol nol ...hehehe
"Biarin tehknologi canggih yg gimanapun untuk menanggulangi gempa ,tetep aja murka Allah mah ga bisa dikalahkan!"
Bener juga apa yang dibilang mang Endim...
"Udah ayuk ah kita pulang ,waktunya sholat ,takut ada gempa lagi ,supaya keadaan kita lagi pada ingat keGusti Allah SWT !"
Iya mang saya ikut ah..bareng ya sholatnya ,berjamaah...
(Tulisan ini saya dedikasikan untuk sahabat ku Wawan Purnama yang sedang berjuang di Kota Padang untuk menjadi Relawan )
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Seorang Relawan dari Jakarta Wawan Purnama, beliau sukarelawan di padang Pariaman ,dengan kelembutan hatinya dan dengan sentuhan jemarinya beliau persembahkan puisi untuk Kota padang :
Usah menangis lagi Minang
Meski ambacang remuk lunglai di gerak goyang bumi
meski Pariaman mengubur ratusan saudaraku hingga mati
meski Pecinan gelap gulita mahal nasi sulit mencari pelita
meski meraba dalam malam penuh lapar sisa gempa porak poranda
Allah tetap bersama kita orang-orang yang menerima
Jangan menangis lagi bundo senyumkan sedikit meski berat
biar uni yang berlari mengejar setiap cahaya yang sekedar lewat
agar terdeteksi keberadaan dan mereka melempar sebungkus mie instan
segelas air mineral dan sepotong roti penambah tenaga bantu kerabat
Allah tetap mendampingi kita dekat nadi teramat lekat jangan berlari
Gampo ini bundo semata ingatkan kita akan kekuasaanNya
jangan lagi angkuh menebar dusta mencelakai sesama
ini bukan murka tetapi cahaya menuju masa memasuki lembah keberadaanNya
belajarlah memahami bahwa bencana bisa desa atau kota semau yang kuasa
Allah tetap memeluk kita orang-orang yang sabar dan bertakwa kepadaNya.
UNTUK SAUDARAKU DI PADANG
Indonesiaku menangis
Indonesiaku berkabung
Indonesiaku berduka
Indonesiaku terluka
Indonesiaku kelabu
Ya rabb...
beri mereka kekuatan
beri mereka perlindungan
beri mereka kemampuan
untuk menjalani bencanaMu di usai Idul Fitri
” Penderitaanmu itu sampai juga kepadaku ”
Ya Rabb...
Kau jentikan lagi jemariMu di sisi Sumatera bagian barat
kau luluhlantakan rumah dan gedung-gedung bertingkat
kau tiarapkan kami di antara tenda pengungsi penuh penat
kami tak bergeming tetap sangat mencintaiMu...
Ya Rabb...
saudaraku tertimpa reruntuhan kakinya menyembul
ibu-ibu berlarian menggendong anak meninggal harta
bapak-bapak mengerang puing menindih kepalanya yang renta
kami tak membenci semakin rindu aku perlindunganMu...
Ya Rabb...
dalam sekejap kau ratakan tanah kami hilang ladang
manusia berhamburan mencari aman agar dapat pertolongan
listrik-listrik padam mata menyala sekuat jiwa mencari saudara
kami tetap memujiMu lewat luka dan airmata...
Ya Rabb...
ujianMu pertandakan cinta kepada kami segenap isi bumi
cobaan bertubi tak bergeming kami dari sujud dan dzikir mengucapMu
Allahhu akbar...Allahhu akbar hanya Kau yang ku tahu Maha besar
bencanaMu adalah peringatan kami untuk membenahi segala kekurangan mensyukuri...
( untuk saudaraku di Padang Sumatera Barat...tetap tegar sebab Allah bersama kalian semua )
Oleh Wawan Purnama
* Walau hanya sebuah tulisan ,tapi begitu menyimpan makna yang dalam untuk sebuah suport ,terimkasih sahabat..kau Pahlawan Tanpa Tanda Jasa...
18 Oktober 2009 pukul 10.12
mang Endim bisa aja...
18 Oktober 2009 pukul 10.14
Salut buat Wawan Purnama, Hanya Allah SWT yang isa membalasmu.
Puisi yang indah sejuta makna.
18 Oktober 2009 pukul 11.04
Mang Endim semakin dekat kepada Allah juga.
Puisi penuh doa dan harapan, bagus sekali...semoga para korban diberikan kekuatan dan ketabahan.
Buat Wawan Purnama, semoga Allah membalas segala kebaikan Anda.
18 Oktober 2009 pukul 11.05
turut berduka cita atas musibah ini, dan musibah lainnya yng datang silih berganti di Indonesia.
18 Oktober 2009 pukul 11.12
turut berduka cita buat sodara2 kita, salut buat wawan.
puisinya nyejukin.. :D
18 Oktober 2009 pukul 12.39
Turut berduka cita dan mendoakan semoga diberi kekuatan oleh Allah SWT dalam menghadapi ini semua serta segera bangkit lagi menggapai masa depan yang lebih baik. Setiap musibah ada hikmahnya.
18 Oktober 2009 pukul 13.44
sepiro gedhe ning sengsoro yen tinompo amung dadi cobo...
( seberapapun besarnya sengsara/musibah yg diberikan kpd manusia itu merupakan cobaan...)
Allah tidak akan memberi cobaan yang kita tdk sanggup menerimanya....
*turut berduka juga buat saudara di padang pariaman...
18 Oktober 2009 pukul 19.00
terima kasih ya...
21 Oktober 2009 pukul 12.13
sabar, sabar dan sabar..
24 Oktober 2009 pukul 16.23
mampir ajah neh…..gi males ngeblog….
25 Oktober 2009 pukul 07.09
Bener kata Mang Endim, mending geura mulang. Trutama mah mulang kaeling ka gusti Allah.
Buat Kang Wawan... Selamat berjuang. Semoga semua amal bhaktinya mendapatkan ridlo dan pahala dari Allah SWT.
Buat Miyabi yang bahenol nol nerkom. Datangnya jangan ke Indonesia, ke rumahku aja, pasti diusir bini, hehe....
4 November 2009 pukul 18.59
Wah.....
Dalem nih.
Memang kiamat telah tiba.
Sadar...sadar...sadar......
Sebelum Kiamat Qubro menjelang.
11 November 2009 pukul 07.55
Subhanallah, Semoga Allah memberi ganti yang lebih baik dari sebelumnya dan dihindarkan dari cobaan yang lainnya..... Amnin!
19 November 2009 pukul 10.35
satu ketulusan dan keihlasan manusia berakhlak yang patut kita contoh dan teladani bersama,dalam kesusahan para saudara kita dimanapun berada maka sepatutnya kita saling menolong,dengan berharap keridhaan TUHAN YME,salut buta mas wawan purnama,salam
www.wantduit.blogspot.com
19 November 2009 pukul 10.39
satu perenungan buat kita semua dimana sesuatu akan menemui satu titik akhir dari satu perjalanan.yang dimana kita manusia suka atau tidak pasti akan menemui mengalami merasakan akhir dari kehidupan kita,maha kuasa TUHAN atas segala ciptaanNYA,salam
www.wantduit.blogspot.com
19 November 2009 pukul 10.42
INNALILLAHI WAINNAILLAHIRROJJIUNN,,,SEMUA BERASAL DAN KEMBALI PADA ALLAH SWT,SALAM
WWW.WANTDUIT.BLOGSOT.COM
10 Februari 2010 pukul 14.32
yang menentukan hari kiamat dan yang tau hanyalah dia (ALLAH SWT), kkita hanya bisa bersabar dan taat beribadah untuk menghadapi semua itu.
24 Mei 2010 pukul 15.44
sabar ya semua itu takdir tuhan,,,salam kenal,,,
1 Juli 2010 pukul 08.33
Turut berduka cita dan mendoakan semoga diberi kekuatan oleh Allah SWT dalam menghadapi ini semua serta segera bangkit lagi menggapai masa depan yang lebih baik. Setiap musibah ada hikmahnya....
20 Desember 2010 pukul 09.35
keren nich Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia
Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia
12 April 2011 pukul 08.54
semoga tetap sabar menghadapi segala cobaan, di balik peristiwa pasti ada hikmahnya,,
Posting Komentar
Berkata-kata lah dengan bijak dan membuat arti, jangan takut untuk berdebat. Lebih sempurna jika menggunakan Nama dan URL sobat