Waktu, adalah dimensi penggerak akan semua ke-statisan kehidupan. Makhluk Tuhan yang satu ini adalah ornamen terdahsyat dalam rentangan makhluk lainnya, mulai dari renik hingga bentangan jadad raya.
Di dalamnya semua rencana dan tak rencana terwujud dengan sempurna dalam tali kepatuhan pada Sang Pencipta. Semua asa dilekatkan atasnya sekaligus bergerak dalam rel lurusnya, tak ada jeda dalam kesesuaiannya, begitu teratur dan rapi.
Manusia, kita, adalah makhluk lain yang hanya memiliki dimensi ruang dalam skala jagad, ia begitu ringkih dan rapuh, sampai-sampai satu sumbatan kecil dalam aorta akan membuat ia tak berdaya. Kedigdayaannya akan pupus seiring sang waktu, dalam rel lurusnya, memberi ia ujung dalam dimensi waktu fana.
Lalu siapa sebetulnya yang lebih perkasa atas kedua makhluk ini?
Bukankan setiap sekon kapiler teraliri darah dalam menunjang nyawa?
Bukankah dalam hitungan detik setiap tarik dan hembusan udara membuat seluruh rongga daging menjadi terbarukan?
Bukankah dalam hitungan menit sel-sel raga ini menjadi tua, hingga tak tergantikan kembali?
Bukankah dalam imla-an jam metabolisme tubuh ini menjadi bergerak, hingga nanti, hingga tak bersirkel kembali?
Bukankan dalam setiap putaran bumi berotasi dalam porosnya seluruh kita menjadi tua?
Lalu apa kita atas waktu, dan apa waktu atas kita?
Semua pertanyaan retoris bodoh ini niscaya akan menjadi jeda renungan guna merefleksi apa, siapa dan bagaimana kita hingga akhir masa nanti, tentu tetap dalam dimensi waktu yang bergerak lurus dalam rel nya.
'Jika ini akhir masa buatku, maka adalah sebuah keniscayaan yang tak pernah nalar ini menyentuhnya.'
25 Desember 2009 pukul 14.28
Alhamdulillah akhirnya Semar pulang juga,dengan membawa oleh-oleh artikel yang mencerahkan.
Welcome back kang Semar dijagat bloghshpere...
25 Desember 2009 pukul 14.32
Wah..Semar kembali semarwati pulang kampung dong hehe
Refleksi yang menyentuh jiwa dipenghujung masa ini...Selamat tahun baru 2010
25 Desember 2009 pukul 14.52
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr: 1-3).
“Jadilah engkau di dunia ini seperti seorang musafir atau bahkan seperti seorang pengembara. Apabila engkau telah memasuki waktu sore, janganlah menanti datangnya waktu pagi. Dan apabila engkau telah memasuki waktu pagi, janganlah menanti datangnya waktu sore. Ambillah waktu sehatmu (untuk bekal) waktu sakitmu, dan hidupmu untuk (bekal) matimu.” (H.R. Bukhari).
Jadi waktu hanya untuk beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan supaya menetapi kesabaran.
25 Desember 2009 pukul 14.58
Aku salut akan perannya dengan tulisan berbeda dengan blog berbeda! Dan semuanya mengandung pencerahan! Diblog ini terasa adem ayem, sayang kalau dinomor duakan!
25 Desember 2009 pukul 16.31
great post... bengong (karena IQ ane ga nyampe kayaknya.. he he)
Daun menguncup, berkembang
kemudian sesaat menguning
luruh ke tanah dihempas angin
Lahir, sakit, tua dan mati..
semua makhluk pasti mengalami
asalkan dijalani dengan setulus hati
tiada yang perlu dirisaukan lagi
kabuurrr
26 Desember 2009 pukul 08.25
semar betulnya udah pulang yah jadi semarwatinya parkir dong
26 Desember 2009 pukul 08.25
selamat datang kembali
26 Desember 2009 pukul 10.03
mampir untuk baca-baca artikel bagus dan mencerahkan...
26 Desember 2009 pukul 17.44
dari mana aja bapak semar??? bagus niy artikelnya
29 Desember 2009 pukul 08.03
satu perenungan bagi kita manusia,yang punya waktu pendek dalam menjalani kehidupan fana ini,waktu demi waktu dan masa demi masa,kita lewati adalah satu ujian dan cobaan,bagi kita segala karunia juga adalah cobaan,bercermin kita dari lubuk nurani paling dalam,apakah kita sudah menjadi satu umat yang pandai bersyukur atau tidak terhadap sang pencipta kita,,,,selamat tahun baru 2010,,,,salam
30 Desember 2009 pukul 17.40
waduhhh....
Memang Semar adalah Maha Guru nan Bijak.
Masuk sini jadi merenung nih, buat siapkan diri hadapi masa yang akan datang.
1 Januari 2010 pukul 14.20
Selamat Datang kembali sobat...
Artikelnya sangat mencerahkan.
1 Januari 2010 pukul 14.49
:) senang rasanya menghirup udara blog lagi, walau belum bisa maksimal tp kehangatan rekan2 blogger membuat semar bersemangat.
Mohon maaf jika belum sempat berkunjung balik atau sekedar memberi komentar :)
Keep it up.... !!!!
2 Januari 2010 pukul 12.38
Semangat, jaga kesehatan jangan paksakan diri!
Petruk, gareng, dan bagong kemana? Salam buat Semarwati!
4 Januari 2010 pukul 13.44
artikelnya bagus mas. thax yah
4 Januari 2010 pukul 19.49
Awal tahun 2010.... semar membawa pencerahan. Semar yang lain pun pergi meninggalkan.
Selamat jalan dan selamat datang...., semoga lebih indah di tahun yang baru.
5 Januari 2010 pukul 11.06
welcome back mas,,,smoga di taun baru ini,makin mengkilat n sukses selalu heheheeh buat kita semua,,,salam
12 Januari 2010 pukul 22.35
BERKATA BEBAS. BEBAS BERTANGGUNG JAWAB, TENTUNYA.
WAQTU TERUS BERLALU. DETIK, MENIT, JAM, HARI, SEMINGGU (SEAHAD), SEBULAN, SETAHUN, SEWINDU, DASA WARSA, SEGENERASI, SEABAD, SEMILENIUM.
SEMOGA TATKALA WAQTU BERHENTI, DISAAT NYAWA MENGHEMBUS TERAKHIR, KITA DAPAT KHUSNUL KHOTIMAH.
13 Januari 2010 pukul 20.55
Berkunjung lagi,
Ingat Gus Dur ingat kesini.
Hmmmm.....
Menghitung detik.
Kumpulkan masa.
16 Januari 2010 pukul 11.17
mampir menengok sahabat...
3 Februari 2010 pukul 20.04
Sebagai rasa terima kasih aku mau berbagi link dgn 3 buah blogku yg PR 3, link anda akan kuletakkan ke tiganya tanpa harus dilink balik ke 3 blog tsb, jadi oneway link, mau
10 Februari 2010 pukul 12.18
Mampir Kang Daus .... iraha atuh tepang yeuh, urang gugunungan deui ;))
27 Februari 2010 pukul 01.51
mampir lagi menengok sahabat
24 Februari 2011 pukul 11.38
nice post
9 April 2011 pukul 11.01
info yang bagus
7 Februari 2012 pukul 16.22
makasih infonya
Posting Komentar
Berkata-kata lah dengan bijak dan membuat arti, jangan takut untuk berdebat. Lebih sempurna jika menggunakan Nama dan URL sobat